
•Kerangka Partisipasi Masyarakat dalam Germas
Menguatkan Partisipasi Masyarakat dalam Implementasi GERMAS Berbasis Kearifan Lokal
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan MasyarakatOleh Riskal Muslim • 21 Jun 2025
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) menjadi salah satu strategi nasional dalam memperbaiki derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Keberhasilan implementasi GERMAS tidak hanya ditentukan oleh intervensi pemerintah, tetapi juga oleh tingkat partisipasi dan rasa kepemilikan masyarakat. Pandangan ini mengkaji berbagai landasan teoritis yang mendasari pentingnya partisipasi masyarakat, dengan penekanan pada pendekatan kearifan lokal sebagai strategi kunci. Pandangan ini juga menyajikan strategi operasional yang dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan GERMAS di tingkat komunitas.
GERMAS merupakan gerakan nasional yang menekankan pentingnya perilaku hidup sehat sebagai bagian dari pembangunan kesehatan. Untuk menjamin keberhasilannya, program ini tidak dapat berjalan secara top-down semata, melainkan harus melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Dalam konteks budaya Indonesia yang kaya akan kearifan lokal, integrasi nilai-nilai budaya menjadi modal sosial yang strategis untuk menguatkan keterlibatan masyarakat secara berkelanjutan.
Partisipasi dan Kepemilikan Masyarakat Keberhasilan GERMAS berbasis kearifan lokal sangat bergantung pada tingkat partisipasi dan rasa kepemilikan masyarakat. Ketika masyarakat merasa bahwa program kesehatan adalah bagian dari budaya mereka, mereka akan lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif dan menjaga keberlanjutan program tersebut. Kepemilikan ini tumbuh dari keterlibatan langsung dalam proses identifikasi masalah, perumusan solusi, hingga pelaksanaan dan evaluasi.
Landasan Teoritis Partisipasi Masyarakat
- Arnstein (1969) dalam "Ladder of Citizen Participation" membagi partisipasi menjadi delapan tingkatan. Untuk perubahan perilaku yang berkelanjutan, partisipasi harus berada pada level partnership, delegated power, atau citizen control.
- Paulo Freire (1970) menekankan pentingnya penyadaran kritis (conscientização), di mana masyarakat menjadi subjek aktif dalam perubahan, bukan objek intervensi.
- Deci dan Ryan (2000) melalui teori Self-Determination, mengidentifikasi tiga kebutuhan dasar yang mendukung motivasi intrinsik: otonomi, kompetensi, dan keterkaitan.
- Robert Chambers (1997) menyatakan bahwa pembangunan harus dimulai dari bawah dengan menghargai pengetahuan lokal dan memberi kontrol kepada masyarakat.
- Bandura (1986) dalam Social Cognitive Theory menekankan modeling dan observational learning, pentingnya figur teladan dalam perubahan perilaku.
- Rogers (2003) dalam Diffusion of Innovation Theory menguraikan karakteristik inovasi yang menentukan adopsi: relative advantage, compatibility, complexity, trialability, dan observability.
- Coleman dan Putnam menyoroti pentingnya modal sosial berupa jaringan sosial dan kepercayaan untuk mendukung perubahan perilaku.
Strategi Membangun Partisipasi Masyarakat dalam GERMAS
- Pelibatan dalam Seluruh Siklus Program: Masyarakat terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
- Pengakuan Pengetahuan dan Praktik Lokal: Mengintegrasikan pengetahuan lokal dengan pendekatan formal.
- Pemberian Ruang Kreativitas dan Inovasi: Memberikan ruang untuk inovasi lokal, seperti senam tradisional dan pangan lokal sehat.
- Pengembangan Kepemimpinan Lokal: Melatih dan memberdayakan tokoh masyarakat sebagai agen perubahan.
- Pemanfaatan Modal Sosial: Memanfaatkan jaringan informal seperti kelompok pengajian, arisan, dan organisasi lokal untuk mendukung difusi perilaku sehat.
- GERMAS yang berbasis kearifan lokal bukan hanya strategi kesehatan, tetapi juga bentuk rekognisi terhadap identitas budaya masyarakat. Partisipasi yang bermakna dan kepemilikan yang kuat akan memastikan bahwa program kesehatan tidak hanya diterapkan, tetapi juga diterima dan dijaga oleh masyarakat. Dengan mengacu pada teori-teori partisipatif dan penguatan modal sosial, GERMAS dapat berkembang sebagai gerakan akar rumput yang berkelanjutan dan berdaya.