Loading...

Wakil Gubernur Maluku Utara Sarbin Sehe sedang melakukan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di Puskesmas Galala Kota Tidore Kepulauan

Wakil Gubernur Maluku Utara Sarbin Sehe sedang melakukan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di Puskesmas Galala Kota Tidore Kepulauan

PKG di Maluku Utara Baru Capai 3,32%: Akselerasi Diperlukan untuk Kejar Target Nasional 36%

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Oleh Riskal Muslim 13 Jun 2025

Sofifi, 13 Juni 2025 — Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang dicanangkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menargetkan capaian nasional sebesar 36% dari jumlah sasaran pada tahun 2025. Namun, berdasarkan data hingga tanggal 10 Juni 2025, capaian di Provinsi Maluku Utara masih jauh dari harapan. Dari total sasaran sebanyak 1.355.622 jiwa, baru 50.052 orang (3,69%) yang mendaftar dan 44.965 orang (3,32%) yang telah diperiksa.

Capaian ini menunjukkan bahwa Maluku Utara masih berada di bawah 10% dari target nasional, dengan waktu yang tersisa makin terbatas. Ketimpangan capaian antar kabupaten/kota juga menunjukkan perlunya pendekatan strategi yang lebih spesifik dan adaptif terhadap konteks lokal.

Daerah dengan Capaian Tertinggi dan Terendah

Analisis data menunjukkan bahwa capaian tertinggi untuk kategori diperiksa berada di:

  • Taliabu: 6,09%
  • Halmahera Barat: 5,76%
  • Halmahera Tengah: 4,97%

Sementara daerah dengan capaian terendah adalah:

  • Halmahera Utara: 1,44%
  • Ternate: 2,64%
  • Morotai: 2,30%

Menariknya, kabupaten dengan jumlah sasaran besar seperti Halmahera Selatan yang memiliki lebih dari 264 ribu sasaran, baru mencapai 3,41% capaian diperiksa. Ini menunjukkan bahwa keberhasilan tidak semata ditentukan oleh jumlah sasaran, tetapi juga oleh efektivitas strategi mobilisasi masyarakat, kolaborasi lintas sektor, dan kekuatan sistem layanan primer di masing-masing daerah.

Dimensi Analitis: Tantangan dan Peluang

Tantangan utama yang teridentifikasi antara lain:

  1. Kurangnya kesadaran masyarakat, terutama di wilayah-wilayah dengan akses informasi terbatas.
  2. Keterbatasan mobilisasi kader dan petugas kesehatan di daerah terpencil dan kepulauan.
  3. Belum optimalnya integrasi PKG dengan program lain, seperti Posyandu, skrining PTM, dan pelayanan usia produktif.

Namun, terdapat juga peluang yang bisa dimaksimalkan:

  • Kegiatan PKG memiliki daya ungkit besar terhadap peningkatan literasi kesehatan masyarakat.
  • Program ini dapat dimanfaatkan untuk mendekatkan layanan preventif dan promotif ke masyarakat melalui model jemput bola, seperti mobil keliling dan Posyandu integratif.
  • Banyak kabupaten sudah memiliki basis data sasaran melalui Puskesmas dan desa, yang bisa dimanfaatkan untuk strategi penjangkauan terarah.

Rekomendasi Strategis: Jalan Menuju 36%

Berikut beberapa rekomendasi untuk mendorong percepatan capaian PKG di Maluku Utara:

  1. Perkuat koordinasi lintas sektor: Libatkan camat, kepala desa, tokoh masyarakat, dan organisasi keagamaan untuk menggalang dukungan dan promosi program.
  2. Aktifkan pendekatan door-to-door dan Posyandu integratif: Gunakan momen Posyandu untuk menjaring sasaran PKG dari semua kelompok umur.
  3. Optimalkan penggunaan data: Identifikasi desa/kelurahan dengan capaian rendah dan lakukan intervensi berbasis bukti.
  4. Dorong inovasi lokal: Setiap kabupaten/kota dapat mengembangkan inovasi seperti PKG Champions, Mobil PKG Keliling, atau kampanye "Ayo Periksa Gratis!" yang disesuaikan dengan budaya dan bahasa lokal.
  5. Monitor harian dan evaluasi mingguan: Gunakan dashboard capaian real-time untuk mengetahui perkembangan dan kendala lapangan.

Saatnya Bergerak Bersama

Program PKG bukan sekadar angka capaian administratif, melainkan jembatan untuk mewujudkan hak dasar warga atas layanan kesehatan yang berkualitas dan merata. Dengan spirit “Masyarakat Sehat, Daerah Kuat,” Pemerintah Provinsi Maluku Utara bersama kabupaten/kota memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa layanan ini menjangkau setiap warga, termasuk yang paling terpencil sekalipun.

Perjalanan menuju 36% adalah panggilan kolektif untuk bekerja lebih cepat, cerdas, dan kolaboratif. Setiap hari yang terlewat tanpa peningkatan berarti, adalah peluang yang hilang untuk menyelamatkan kesehatan masyarakat.